Beberapa orang ada yang beranggapan bahwa ilmu pengetahuan Tuhan sudah dituangkan seluruhnya dalam kitab suci agama yang mereka anut, hal ini juga kadang diajarkan oleh doktrin tertentu, padahal ilmu - ilmu Tuhan sangatlah banyak dan tidak ada batasnya, tidaklah mungkin ilmu - ilmu Tuhan yang sedemikian sangat banyak dan tidak ada batasnya dapat cukup dituliskan dalam sebuah kitab suci yang hanya setebal itu, walaupun cuma hanya garis besarnya saja, bahkan Al Quran mengatakan dalam salah satu ayatnya bahwa jika seluruh lautan dijadikan tintanya, dan seluruh daun di bumi ini dijadikan kertasnya, tidak akan cukup untuk menulis ilmu - ilmu Allah.
Pengetahuan yang terdapat dalam kitab - kitab suci tentu disesuaikan dengan kapasitas dan kondisi kaum yang menerimanya. Tuhan tentu maha mengetahui pengetahuan dan ajaran apa yang layak diterima oleh kaum tertentu, disebabkan oleh background mereka yang selalu berbeda.
Tuhan menurunkan ayat - ayatnya yang di rangkai dalam kitab suci oleh manusia untuk siapa saja yang mau mempelajarinya dan siapa saja boleh mengamalkannya, sesuai dengan kecocokan hati masing - masing, jadi bukan untuk di monopoli oleh agama - agama atau golongan tertentu.
Agama seharusnya juga dapat membersihkan jiwa dari sifat - sifat yang dianggap "negatif" seperti benci, iri, dengki, serakah, dll, namun kenyataannya hal ini sangat sedikit terjadi, bahkan beberapa doktrin sering mengajarkan kebencian pada pihak lain, bahkan tokoh - tokoh agamanya pun masih memiliki sifat - sifat yang dianggap "buruk" dalam hatinya, ini menunjukan ada yang kurang tepat dalam pendidikan agama, karena bagaimana pun tokoh agama adalah panutan bagi umatnya, maka sebaiknya para tokoh agama belajar untuk membersihkan hati dan jiwanya dari sifat - sifat yang dianggap "negatif" agar tidak menulari pengikutnya.
http://vm2insert.wordpress.com
http://vm2insert.blogspot.com
INSTING PEMBUNUH
Pola berpikir manusia mudah dipengaruhi oleh manusia, sayangnya pembentukan pola pikir manusia lebih banyak dipengaruhi oleh hal "negatif". entah disadari atau tidak pembentukan watak serta karakter banyak dipengaruhi oleh cara berpikir masyarakat pada umumnya, sayangnya ajaran seperti rasa benci terhadap sesuatu sering ditanamkan sedari kecil dalam jiwa anak - anak oleh masyarakatnya yang belum sadar.
Insting - insting binatang buas seperti ingin membunuh, ingin menghancurkan, suka melakukan pembunuhan masih sangat kuat dalam jiwa para manusia pada setiap peradaban di setiap jaman.
Pembantaian serta pembunuhan yang di lakukan oleh manusia sering terjadi, entah pembunuhan kepada manusia atau pun pembunuhan kepada binatang. Pembantaian juga sering terjadi hanya karena perbedaan agama, kepercayaan, perbedaan suku atau etnis, atau pun karena perbedaan pandangan politik, dan juga karena sebab lainnya.
Biasannya pembunuhan secara kelompok di lakukan oleh kelompok mayoritas kepada kelompok minoritas.
Agama yang seharusnya dapat membersihkan jiwa manusia dari insting - insting binatang seperti membunuh, dan yang seharusnya menjadi berkah bagi semua mahluk serta berkah bagi seluruh alam, malah di jadikan alasan untuk melakukan pembantaian serta pembunuhan terhadap mahluk lainnya, terutama pembantaian terhadap kelompok agama lain, bahkan sering di gunakan untuk membangkitkan rasa benci kepada kaum lain. Agama menjadi seperti pisau yang bisa di pergunakan untuk menyebarkan kebajikan dan juga bisa di pergunakan untuk kejahatan.
Dalam sejarah peradaban, agama lebih banyak di jadikan untuk menyebar semangat kebencian terhadap kelompok agama lain, dan juga sering di jadikan alasan untuk membantai agama lain, sangat banyak pembunuhan yang terjadi di dunia ini di latar belakangi oleh agama, karena alasan agama, mereka bisa membunuh mahluk lain. Itu semua membuktikan bahwa merereka belum bisa mempergunakan agama nya untuk membersihkan jiwa mereka dari insting - insting binatang buas seperti suka membunuh, dan juga belum mampu membersihkan hati mereka dari sifat setan seperti rasa kebencian,beberapa kelompok tertentu bukan menggunakan agama untuk menumbuhkan sifat ke illahian pada jiwa manusia, tapi lebih sering mempergunakan agama untuk memperbesar sifat setan yang sudah ada pada diri manusia, seperti untuk mengobarkan sifat benci kepada mahluk serta kelompok lain. Padahal menurut ajaran agama, kita harus membuang sifat benci dari diri kita, agar kita tidak seperti setan. Agama kadang juga sering di pergunakan untuk memperbesar insting - insting hewan buas, seperti kelompok tertentu yang suka membantai kelompok dari agama lain. Agama jelas menjadi seperti pisau, bisa di pergunakan untuk kebaikan dan bisa di pergunakan untuk kejahatan, tergantung siapa yang mempergunakannya.
Insting pembunuh dan sifat benci, dengki serta sifat iri nemang sudah ada pada manusia, agama lah yang bertugas untuk membersihkan sifat - sifat setan serta insting - insting binatang dari jiwa manusia, supaya manusia bersifat lebih illahiah sebelum manusia kembali kepada Sang Pencipta seluruh alam.
http://vazamurfi-ensklopedia.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar